Dec 12, 2006

Surat dari Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad untuk seluruh warga dunia terutama bangsa AS

Surat dari Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad untuk seluruh warga dunia terutama bangsa AS

sekedar sharing dari blognya mas panca

Menuju Peradaban Baru

Jika bukan karena aktivitas pemerintah Amerika Serikat (AS) di dunia ini dan dampak negatifnya pada bangsa kami, serta sebagian bangsa lainnya, rasanya tidak ada urgensi saya membuat tulisan ini, sebagai sarana sebuah dialog khususnya kepada bangsa Amerika.

Meskipun(Iran dan AS) ditempatkan jauh satu sama lain, nilai dan jiwa kemanusiaan yang menyatakan kejayaan dan keagungan kemanusiaan telah mendekatkan keduanya. Keduanya, adalah bangsa yang bertauhid, menuntut hak dan keadilan serta mencari kejayaan, kehormatan dan kesempurnaan.

Sebagai warga dunia, kita senang menyebarkan nilai-nilai dan sifat-sifat kemanusiaan, seperti rasa kasih sayang, persatuan, menghargai hak orang lain, maupun menuntut hak dan keadilan serta melindungi hak orang yang dizalimi. Kita membenci kegelapan, penipuan, namun mencintai keselamatan dan pencerahan serta kejujuran dan ketulusan.

Kita (Iran, AS dan bangsa-bangsa lainnya) mempunyai keprihatinan yang sama, kita merasa sakit akibat penderitaan dan kekacauan di dunia ini.

Saya kira, bangsa Iran, dunia internasional termasuk bangsa AS sedih atas penderitaan orang Palestina. Agresi zionis terhadap wilayah Palestina terus-menerus menyusahkan penduduk wilayah ini. Zionis mengebom rakyat yang tidak berdosa dan menghancurkan rumah mereka. Zionis menembak para pelajar di jalanan. Tidak ada hari yang mereka tidak melakukan kejahatan.

Keteguhan pemerintah AS dalam menyembunyikan dan menutup-nutupi kejahatan rezim zionis, telah mendorong mereka untuk tetap melakukan kejahatannya dan juga telah mencegah Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk kejahatan kaum zionis. Siapa yang bisa menyangkal tentang keingkaran janji dan besarnya ketidakadilan terhadap kemanusiaan di kawasan yang sedang bergolak itu. Saya kira tidak satupun.

Pemerintahan seharusnya melayani rakyat. Tidak ada masyarakat yang mau berdampingan atau mendukung para penindas. Namun, sangat disayangkan, pemerintahan AS tidak menghiraukan opini publik, dengan tetap berada di garis terdepan dalam mendukung kekuatan yang merugikan rakyat Palestina.

Apa gunanya pemerintah AS mendukung zionis? Sesuatu yang disesalkan dari pemerintahan AS, bahwa kepentingan para penjajah (Zionis) menggantikan kepentingan rakyat Amerika dan bangsa-bangsa lain di dunia ini.

Setelah Palestina, mari kita menengok Irak. Sejak awal kehadiran tentara AS si Irak, ratusan ribu rakyat Irak terbunuh, terluka dan terusir. Terorisme di Irak semakin berkembang secara cepat.Kehadiran tentara AS di Irak, tidak melakukan kegiatan apapun dalam membangun kembali reruntuhan, memperbaiki infrastruktur atau menghilangkan kemiskinan.Kepemilikan senjata pemusnah massal digunakan sebagai justifikasi pemerintah AS dalam menyerang Irak, ternyata terbukti sebagai sebuah kebohongan dan penipuan.Saddam dan kekuasaannya telah digulingkan dan rakyat Irak merasa senang dengan hal itu, tetapi penderitaan dan kepedihan rakyat Irak tetap berlangsung bahkan semakin buruk.Saya berpendapat, sulit untuk dipercaya jika anda, rakyat AS dan warga bangsa lainnya, bisa menyetujui penggunaan miliaran dolar dari anggaran Negara (AS) untuk petualangan militer yang tidak benar tersebut.Sekarang Irak memiliki sebuah konstitusi dan majelis serta pemerintah yang independent, tidakkah akan lebih bermanfaat jika memulangkan para pejabat dan tentara Amerika dan membelanjakan pengeluaran militer Amerika yang demikian besar di Irak untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Amerika sendiri?

Terhadap perang atas terorisme, pemerintahan AS diduga telah menculik para penentang dari berbagai penjuru dunia, dengan sewenang-wenang menahan mereka tanpa proses peradilan atau tanpa pengawasan dunia internasional dalam sebuah penjara.

Pemerintahan AS mencoba untuk menjustifikasi hal tersebut dengan menyerukan ‘perang dan teror’. Tetapi kita semua mengetahui tindakan tersebut, pada kenyataannya menghina opini publik dunia dan hanya akan menambah kekesalan. Pada akhirnya akan menyebabkan tersebarnya aksi terorisme, tindakan tersebut juga menodai citra dan kredibilitas Amerika di mata Negara lain.

Tindakan illegal atas nama perang melawan terorisme tersebut tidak hanya dilakukan di luar batas negaranya.

Pemerintah AS juga telah membatasi kebebasan sosial warga dunia, sehingga makna kebebasan pribadi secara cepat kehilangan maknanya. Peraturan dan hak-hak asasi diabaikan. Telepon di sadap, tersangka secara sewenang-wenang ditangkap, bahkan terkadang dipukuli di jalanan atau ditembak mati.

Secara logika saya berpendapat, kehormatan dan kekuasaan suatu bangsa tidak ditentukan oleh kekuatan tank, pesawat tempur, rudal dan bom nuklir, tetapi penegakkan hak dan empati terhadap kemanusiaan.

Dari yang saya utarakan di atas dan karena pemerintah AS terus menerus menggunakan paksaan, menyembunyikan kebenaran serta mengelabui rakyat Amerika dan dunia terhadap kebijakan maupun implementasinya, saya melihat posisi AS dalam dunia global kemungkinan akan melemah.

Pertanyaan saya adalah sebagai berikut, tidakkah ada pendekatan lebih baik dalam kebijakan internasional? Tidakkah mungkin untuk meletakkan kekayaan dan kekuasaan dalam konteks memperbaiki perdamaian, stabilitas, kemakmuran dan kebahagiaan seluruh warga dunia melalui sebuah komitmen pada keadilan dan penghormatan bagi hak-hak semua bangsa, sebagai ganti agresi dan perang?

Kita semua mengutuk terorisme, karena korbannya adalah orang-orang yang tak berdosa. Namun bisakah terorisme dicegah dan diberantas melalui peperangan, penghancuran dan pembunuhan ratusan ribu orang-orang tak berdosa? Jika hal itu mungkin, lalu mengapa permasalahannya belum terselesaikan.

Pengalaman yang menyedihkan dan penyerbuan ke Irak ada di depan kita semua.Jika sekarang ini baik masyarakat internasional maupun kekuatan dalam negeri rakyat AS sendiri muncul tantangan atas kebijakan internasional Amerika, hal itu sungguh akan mengobati seluruh penderitaan di masa lalu dan mengurangi kemarahan maupun kebencian global terhadap AS.

Namun jika pemerintah AS tidak peduli dengan kritikan tersebut dan tetap mengambil kebijakan yang sama, tidak tertutup kemungkinan rakyat AS juga akan menolak para pemenang pemilihan sela di AS yang menghantarkan kejayaan Partai Demokrat. Karena bagi saya, pemilu yang baru saja digelar di AS itu bukannya merefleksikan sebuah kemenangan, namun sebenarnya menunjukkan kegagalan akan kebijakan-kebijakan pemerintahan saat ini.

Masalah-masalah ini telah diuraikan secara luas di dalam
surat saya kepada Presiden Bush pada awal tahun ini.

Saya berpendapat, satu hal yang harus ditempuh pemerintah AS adalah menjalankan pemerintahan berdasarkan sebuah pendekatan yang sangat berbeda dengan pendekatan kekerasan, kekuatan dan kezaliman. Pendekatan kekuasaan yang secara tulus menjalankan dan memajukan nilai-nilai dasar kemanusiaan serta kejujuran serta kasih sayang. Dengan itu semua, bangsa AS bersama komunitas internasional lainnya akan mampu menyediakan kemakmuran dan kesejahteraan tanpa ketegangan, ancaman, gangguan atau perang.

Menurut saya, satu hal yang dapat dilakukan untuk memimpin dunia adalah menyusun setiap kebijakan ke arah kesempurnaan berdasarkan persatuan, monoteisme, moralitas dan spiritualitas serta mengimplementasikan seluruh ajaran para Nabi utusan Allah.
Pemerintah AS yang berkuasa dan yang kuat seharusnya tidak memilih jalan yang tak dapat di ubah lagi.

Sebagaimana para Nabi mengajarkan kepada kita, kezaliman dan pelanggaran hukum pasti akan runtuh dan lenyap. Saat ini jalan kembali kepada keimanan dan spiritualitas terbuka, tanpa rintangan.

Mari kita semua menuju peradaban baru dengan memperhatikan firman Tuhan dari kitab suci Alquran: “Adapun orang yang bertobat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung. Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia)”. [28:67-68].

No comments: